Ada Cinta di Matematika Bagian 1
(Diperbarui:
)
-
Posting Komentar
Kamu Bagaikan Matematika |
Andaikan ini bagaikan relasi yang transitif, Ya Allah jika dia jodohku maka limitkanlah (dekatkanlah) perasaan ini kepadanya dan jika ia bukan jodohku maka jaukanlah dan supremumkanlah sehingga aku terbatas ke padanya (pengen move on). Engkaulah yg tahu unsur identitas persaan ini.
Seiring berjalannya titik-titik rindu ini yang membentuk kurva perasaan yang tak kuat lagi dibendung maka akan aku integralkan supaya engkau tahu berapakah besar potensialnya perasaan ini. Aku mau rekonstruksikan ini konvergen ke dirimu .
Aku bisa saja tak-trdefinisi. Bisa berubah-ubah bagaikan fungsi yang tidak terdiferensialkan dimana-mana. Ya memang aku sudah terdiferensialkan di dirimu. Aku ingin perasaan kita terdefinisi secara sah di barisan perasaan yg pasti berhingga.
Aku tidak harus memberi tahu ada 1 di depan variabel x. Aku tidak harus memberi tahu ada basis 10 dalam logaritama. Aku tdk akan mengatakan perasaan ini kepadamu karena itu dibuktikan.
Perasaan kita ini memiliki syarat nilai awal dan syarat batas yg tergantung dengan waktu dan posisinya, bagaiakan persamaan diferensial yang hnya mempunyai dua solusi berhenti atau lanjut. Dan kombinasinya juga solusi.
Aku tidak harus memberi tahu ada 1 di depan variabel x. Aku tidak harus memberi tahu ada basis 10 dalam logaritama. Aku tdk akan mengatakan perasaan ini kepadamu karena itu dibuktikan.
Perasaan kita ini memiliki syarat nilai awal dan syarat batas yg tergantung dengan waktu dan posisinya, bagaiakan persamaan diferensial yang hnya mempunyai dua solusi berhenti atau lanjut. Dan kombinasinya juga solusi.
Meskipun kita kontinu dalam barisan perasaan tetapi engkau pun tahu akan terturunkan juga dibarisan kesedihan. Ya engkau tak perlu merasa sedih jika memang cinta kita ini adalah Cinta karena Allah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar untuk "Ada Cinta di Matematika Bagian 1"