Penggunaan Huruf Kapital dan Huruf Miring

Penggunaan Huruf Kapital 

Huruf kapital dalam bahasa Indonesia adalah A, B, C, dst. Tahukah Anda bagaimana penggunaan huruf kapital yang benar?


Berikut ini kami sajikan penggunaan-penggunaan huruf kapital.
  • Pertama, dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
- Menulis itu menyenangkan.
- Dia sedang membaca buku.
- Apa maksudnya?
dll.
  • Kedua, dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya,
- "Kemarin, engkau pergi ke rumah sakit," katanya.
- Ibu bilang, "Hati-hati di jalan".
dll.
  • Ketiga, dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab agama.
Misalnya,
Allah, yang Mahakuasa; Yang Maha Pengasih; Quran; Islam; dll.
  • Keempat, dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya, 
Sultan Hasanuddin; Imam Syafii; Nabi Ibrahim; dll.
Catatan: Jika tidak diikuti nama orang maka huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan.
  • Kelima, dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai penganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya, 
Wakil Presiden Indonesia; Gubernur Irian Jaya; Sekretaris Jendral Departemen Pertanian; dll.
Catatan: Jika nama jabatan dan pangkat tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat maka huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertamanya. Contohnya, "Siapakah gubernur yang baru dilantik?". Salah jika kita menulis "Siapa Gubernur yang baru dilantik?"
  • Keenam, dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. 
Misalnya,
Tri Wulandari; Lia Ekawati; dll.
Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
  • Ketuju, dipakai sebagai huruf pertama nama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya, 
bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Tolaki, dll.
  • Kedelapan, dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya,
tahun Hijriah; bulan Agustus; hari Senin, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia; dll.
Catatn: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Misalnya Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsanya.
  • Kesembilan, dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. 
Misalnya,
Asia Tenggara; Bukit Barisan; Selat Lombok; dll.
Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis. Misalnya, gula jawa, kacang bogor, garam inggris, dll.
  • Kesepuluh,dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. 
Misalnya,
Republik Indonesia; Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi. Misalnya, menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, dll.
  • Kesebelas, dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya, 
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
  • Keduabelas, dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan, keucali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal. 
Misalnya,
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
  • Ketigabelas, dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya, 
Dr.; M.A; S.E; Prof.; Sdr.; dll.
  • Keempatbelas, dipakai sebagi huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. 
Misalnya, 
- "Kapan Bapak berangkat?" tanta Harto. 
- "Silahkan duduk, Dik!" kata Ucok.
Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Contohnya, Kita harus
menghormati ibu dan bapak kita.
  • Kelimabelas, dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya, Sudahkah Anda tahu? 
Penggunaan Huruf Miring

Tahukah Anda penggunaan huruf miring di dalam kalimat? Pernahkah Anda membaca sebuah kata yang ditulis atau dicetak miring dalam sebuah bacaan? Selanjutnya, kita akan menjelaskan apa kegunaan dari huruf miring yang mewakili sebuah kata atau beberapa kata dalam kalimat.
  • Pertama, huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam tulisan. 
Misalnya, 
majalah Bahasa dan Kesusastraan, surat kabar Suara Karya.
  • Kedua, huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya,
- Huruf pertama kata abad ialah a.
- Dia tidak menipu, tetapi ditipu.
- Buatlah kalimat dengan berpangku tangan.
  • Ketiga, huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau uangkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.
Demikian tulisan mengenai penggunaan huruf kapital dan huruf miring, semoga bermanfaat.

Sumber: Kuntarto, Niknik M. 2007. Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Posting Komentar untuk "Penggunaan Huruf Kapital dan Huruf Miring"


Jangan Lewatkan Kaos Matematika Keren & Unik di👇



Dapatkan panduan Belajar Matematika dari Nol GRATIS di👇