Cara Menulis Latar Belakang Masalah dalam Proposal Penelitian
(Diperbarui:
)
-
Posting Komentar
Latar belakang masalah penelitian (research background) adalah bagian pertama dan sangat penting dalam menyusun tulisan ilmiah, seperti pada proposal penelitian skripsi.
Latar belakang masalah penelitian ini, harus disusun sendiri oleh penulis atau peneliti yang bersangkutan.
Latar belakang masalah penelitian menjelaskan secara lengkap topik (subject area) penelitian, masalah penelitian yang Anda pilih dan mengapa melakukan penelitian pada topik dan masalah tersebut (Berndtsson et al., 2008).
Misalkan judul saya teliti adalah "Pengaruh Pemahaman Konsep Limit dan Turunan Fungsi terhadap Hasil Belajar Integral Substitusi Siswa Kelas XII IPA SMAN 1 Wawotobi".
Ini merupakan judul skripsi saya teliti. Dalam judul tersebut, saya harus mampu menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin diajukan oleh pembaca.
Selain itu, dalam menyusun latar belakang judul tersebut, harus memiliki alur yang teratur seperti antara paragraf yang satu dengan lainnya harus memiliki kaitan.
Saya juga harus mengetahui setiap ide pokok dalam paragraf, apa yang menjadi kalimat utama dalam paragraf tersebut. Akibatnya, dengan mudah saya menemukan pada paragraf mana jawaban dari pertanyaan pembaca.
Pembangunan di bidang pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu aspek yang menentukan serta akan selalu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional. Tujuan peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari peningkatan sumber daya manusia yang handal di bidangnya, khususnya diarahkan kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengelolah sumber daya alam yang tersedia secara mandiri dan profesional. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Misalnya, mengadakan berbagai kompetisi ilmiah baik di tingkat perguruan tinggi maupun di tingkat sekolah secara nasional seperti mengadakan Olimpiade Sains Nasional, ON MIPA, LKTI, dan yang semisalnya. (masalah umum)
Banyak ahli matematika mengatakan bahwa matematika adalah ratu sekaligus pelayan semua ilmu pengetahuan. Ungkapan tersebut jelas menggambarkan bahwa ilmu matematika menduduki posisi sentral dalam kancah dunia ilmu pengetahuan. Martono (1999: 367) juga mengatakan bahwa matematika dapat digunakan sebagai suatu cara pendekatan dalam mempelajari ilmu pengetahuan karena matematika memuat bahasa, aturan, penalaran yang jelas dan sistematik, serta struktur yang sangat kuat. Matematika tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mempelajari ilmu pengetahuan tetapi juga digunakan untuk memecahkan berbagai masalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dan menguasai IPTEK harus menyiapkan anak didik yang handal dalam bermatematika sejak dini melalui pendidikan formal di sekolah, sekurang-kurangnya pada tingkat dasar dan menengah. (pentingnya pendidikan matematika)
Pendidikan matematika di sekolah khususnya di tingkat menengah atas, bidang matematika yang dapat dipelajari adalah aljabar, pengukuran geometri, peluang dan statistik, trigonometri, serta kalkulus. Kalkulus adalah salah satu bidang matematika yang memiliki banyak aplikasi yang luas dalam ilmu pengetahuan dan dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh aljabar elementer. Di tingkat universitas, kalkulus merupakan mata kuliah wajib yang harus dikuasai dengan baik oleh mahasiswa sains dan rekayasa untuk dapat mempelajari mata kuliah pada tingkat lanjutnya. Sedangkan di tingkat sekolah, ruang lingkup kajian kalkulus yang harus dipelajari adalah limit, turunan, dan integral fungsi aljabar dan trigonometri beserta aplikasinya. Jadi, limit, turunan, dan integral merupakan materi matematika yang penting untuk dikuasai oleh siswa dengan baik, terutama bagi mereka yang akan melanjutkan pendidikannya di bidang IPA terutama matematika. (mengapa integral)
Matematika memiliki peranan penting dalam upaya mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan nasional, seperti yang dikemukakan sebelumnya di atas. Akibatnya, mata pelajaran matematika harus mendapat prioritas utama dibandingkan mata pelajaran lainnya di sekolah. Namun kenyataannya, rata-rata kemampuan matematika siswa di Indonesia masih berada dalam kategori level rendah atau kemampuan siswa lebih kepada kemampuan menghapal di dalam pembelajaran matematika di sekolah. Hal ini didasarkan pada hasil survey Trends in Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diadakan setiap empat tahun sekali dimana pada tahun 2011 Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang berpartisipasi. Skor Indonesia tersebut turun sebelas poin dari penilaian tahun 2007. Hasil TIMSS 2015 ternyata juga tidak jauh berbeda dengan hasil sebelumnya. (masalah umum hasil belajar pendidikan matematika)
Rendahnya rata-rata kemampuan matematika siswa di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktornya adalah mutu pendidikan matematika di sekolah. Siswa, guru, dan orang tua harus terlibat langsung secara bersama-sama mengemban tugas dan tanggung jawab yang akan mendasari rangkaian proses pendidikan yang panjang dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika di sekolah, khususnya mutu pendidikan matematika siswa. Mutu pendidikan matematika siswa dapat diketahui dan diukur melalui hasil belajar. Setelah diadakan proses belajar mengajar matematika maka diperlukan suatu bentuk evaluasi dalam rangka untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa sebagai tolok ukur keberhasilan pengajaran dan daya serap yang dicapai oleh siswa, serta dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan dan mengukur kemampuan matematika siswa di sekolah. Salah satu hasil belajar matematika yang dapat digunakan sebagai parameter untuk mengetahui dan mengukur kemampuan matematika siswa adalah hasil belajar matematika pada pokok bahasan integral, karena memuat semua aspek dalam pembelajaran matematika di sekolah yaitu aspek numerik, aljabar, dan geometri. Seperti data hasil ulangan matematika siswa pada pokok bahasan integral di SMAN 1 Wawotobi kelas XII IPA tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa tersebut masih tergolong rendah. (mengapa hasil belajar matematika, mengapa di SMAN 1 Wawotobi)
dst...
Untuk itu, dibutuhkan teknik-teknik integasi berupa teknik substitusi dan parsial. Persoalannya adalah apakah siswa dapat menguasai konsep integral substitusi dan parsial jika tidak menguasai konsep turunan fungsi, dan apakah siswa dapat menguasai konsep turunan fungsi jika tidak menguasai konsep limit fungsi. Seperti yang penulis kemukakan sebelumnya bahwa ciri khas belajar kalkulus adalah fokus pada pemahaman konsep. Oleh karena itu, untuk menguasai konsep limit fungsi dan turunan fungsi dan juga dapat menyelesaikan soal-soal integral maka kemampuan pertama yang harus dimiliki adalah kemampuan memahami konsepnya, tidak hanya secara instrumental tetapi juga secara relasional. (mengapa pengaruh pemahaman konsep limit dan turunan fungsi, mengapa integral substitusi)
dst...
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul, “Pengaruh Pemahaman Konsep Limit dan Turunan Fungsi terhadap Hasil Belajar Integral Substitusi Siswa Kelas XII IPA SMAN 1 Wawotobi”.
Demikian di atas, bagaimana dan contoh Cara Menulis Latar Belakang Masalah dalam Proposal Penelitian. Baca juga Isi Landasan Teori dalam Proposal Penelitian Skripsi. Semoga bermanfaat.
Latar belakang masalah penelitian ini, harus disusun sendiri oleh penulis atau peneliti yang bersangkutan.
Latar belakang masalah penelitian menjelaskan secara lengkap topik (subject area) penelitian, masalah penelitian yang Anda pilih dan mengapa melakukan penelitian pada topik dan masalah tersebut (Berndtsson et al., 2008).
Misalkan judul saya teliti adalah "Pengaruh Pemahaman Konsep Limit dan Turunan Fungsi terhadap Hasil Belajar Integral Substitusi Siswa Kelas XII IPA SMAN 1 Wawotobi".
Ini merupakan judul skripsi saya teliti. Dalam judul tersebut, saya harus mampu menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin diajukan oleh pembaca.
Selain itu, dalam menyusun latar belakang judul tersebut, harus memiliki alur yang teratur seperti antara paragraf yang satu dengan lainnya harus memiliki kaitan.
Saya juga harus mengetahui setiap ide pokok dalam paragraf, apa yang menjadi kalimat utama dalam paragraf tersebut. Akibatnya, dengan mudah saya menemukan pada paragraf mana jawaban dari pertanyaan pembaca.
Menjawab Semua Pertanyaan di Judul (why?)
- Menjelaskan mengapa "Hasi Belajar"?
- Menjelaskan mengapa materi "Integral Substitusi"?
- Menjelaskan mengapa "Kelas XII IPA"?
- Menjelaskan mengapa di "SMAN 1 Wawotobi?"
- Menjelaskan mengapa "Pengaruh Pemahaman Konsep Limit dan Turunan fungsi"?
Latar Belakang Masalah
Pembangunan di bidang pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu aspek yang menentukan serta akan selalu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional. Tujuan peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari peningkatan sumber daya manusia yang handal di bidangnya, khususnya diarahkan kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengelolah sumber daya alam yang tersedia secara mandiri dan profesional. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Misalnya, mengadakan berbagai kompetisi ilmiah baik di tingkat perguruan tinggi maupun di tingkat sekolah secara nasional seperti mengadakan Olimpiade Sains Nasional, ON MIPA, LKTI, dan yang semisalnya. (masalah umum)
Banyak ahli matematika mengatakan bahwa matematika adalah ratu sekaligus pelayan semua ilmu pengetahuan. Ungkapan tersebut jelas menggambarkan bahwa ilmu matematika menduduki posisi sentral dalam kancah dunia ilmu pengetahuan. Martono (1999: 367) juga mengatakan bahwa matematika dapat digunakan sebagai suatu cara pendekatan dalam mempelajari ilmu pengetahuan karena matematika memuat bahasa, aturan, penalaran yang jelas dan sistematik, serta struktur yang sangat kuat. Matematika tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mempelajari ilmu pengetahuan tetapi juga digunakan untuk memecahkan berbagai masalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dan menguasai IPTEK harus menyiapkan anak didik yang handal dalam bermatematika sejak dini melalui pendidikan formal di sekolah, sekurang-kurangnya pada tingkat dasar dan menengah. (pentingnya pendidikan matematika)
Pendidikan matematika di sekolah khususnya di tingkat menengah atas, bidang matematika yang dapat dipelajari adalah aljabar, pengukuran geometri, peluang dan statistik, trigonometri, serta kalkulus. Kalkulus adalah salah satu bidang matematika yang memiliki banyak aplikasi yang luas dalam ilmu pengetahuan dan dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh aljabar elementer. Di tingkat universitas, kalkulus merupakan mata kuliah wajib yang harus dikuasai dengan baik oleh mahasiswa sains dan rekayasa untuk dapat mempelajari mata kuliah pada tingkat lanjutnya. Sedangkan di tingkat sekolah, ruang lingkup kajian kalkulus yang harus dipelajari adalah limit, turunan, dan integral fungsi aljabar dan trigonometri beserta aplikasinya. Jadi, limit, turunan, dan integral merupakan materi matematika yang penting untuk dikuasai oleh siswa dengan baik, terutama bagi mereka yang akan melanjutkan pendidikannya di bidang IPA terutama matematika. (mengapa integral)
Matematika memiliki peranan penting dalam upaya mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan nasional, seperti yang dikemukakan sebelumnya di atas. Akibatnya, mata pelajaran matematika harus mendapat prioritas utama dibandingkan mata pelajaran lainnya di sekolah. Namun kenyataannya, rata-rata kemampuan matematika siswa di Indonesia masih berada dalam kategori level rendah atau kemampuan siswa lebih kepada kemampuan menghapal di dalam pembelajaran matematika di sekolah. Hal ini didasarkan pada hasil survey Trends in Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diadakan setiap empat tahun sekali dimana pada tahun 2011 Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang berpartisipasi. Skor Indonesia tersebut turun sebelas poin dari penilaian tahun 2007. Hasil TIMSS 2015 ternyata juga tidak jauh berbeda dengan hasil sebelumnya. (masalah umum hasil belajar pendidikan matematika)
Rendahnya rata-rata kemampuan matematika siswa di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktornya adalah mutu pendidikan matematika di sekolah. Siswa, guru, dan orang tua harus terlibat langsung secara bersama-sama mengemban tugas dan tanggung jawab yang akan mendasari rangkaian proses pendidikan yang panjang dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika di sekolah, khususnya mutu pendidikan matematika siswa. Mutu pendidikan matematika siswa dapat diketahui dan diukur melalui hasil belajar. Setelah diadakan proses belajar mengajar matematika maka diperlukan suatu bentuk evaluasi dalam rangka untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa sebagai tolok ukur keberhasilan pengajaran dan daya serap yang dicapai oleh siswa, serta dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan dan mengukur kemampuan matematika siswa di sekolah. Salah satu hasil belajar matematika yang dapat digunakan sebagai parameter untuk mengetahui dan mengukur kemampuan matematika siswa adalah hasil belajar matematika pada pokok bahasan integral, karena memuat semua aspek dalam pembelajaran matematika di sekolah yaitu aspek numerik, aljabar, dan geometri. Seperti data hasil ulangan matematika siswa pada pokok bahasan integral di SMAN 1 Wawotobi kelas XII IPA tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa tersebut masih tergolong rendah. (mengapa hasil belajar matematika, mengapa di SMAN 1 Wawotobi)
dst...
Untuk itu, dibutuhkan teknik-teknik integasi berupa teknik substitusi dan parsial. Persoalannya adalah apakah siswa dapat menguasai konsep integral substitusi dan parsial jika tidak menguasai konsep turunan fungsi, dan apakah siswa dapat menguasai konsep turunan fungsi jika tidak menguasai konsep limit fungsi. Seperti yang penulis kemukakan sebelumnya bahwa ciri khas belajar kalkulus adalah fokus pada pemahaman konsep. Oleh karena itu, untuk menguasai konsep limit fungsi dan turunan fungsi dan juga dapat menyelesaikan soal-soal integral maka kemampuan pertama yang harus dimiliki adalah kemampuan memahami konsepnya, tidak hanya secara instrumental tetapi juga secara relasional. (mengapa pengaruh pemahaman konsep limit dan turunan fungsi, mengapa integral substitusi)
dst...
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul, “Pengaruh Pemahaman Konsep Limit dan Turunan Fungsi terhadap Hasil Belajar Integral Substitusi Siswa Kelas XII IPA SMAN 1 Wawotobi”.
Demikian di atas, bagaimana dan contoh Cara Menulis Latar Belakang Masalah dalam Proposal Penelitian. Baca juga Isi Landasan Teori dalam Proposal Penelitian Skripsi. Semoga bermanfaat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar untuk "Cara Menulis Latar Belakang Masalah dalam Proposal Penelitian"